Pandangan Islam terhadap valentine’s day

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang (benar) dengan yang bathil (salah), dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu padahal kamu mengetahui” (QS.Al-Baqarah:42).

Setiap tahun pada tanggal 14 februari, rasanya sudah tidak asing lagi terutama ditelinga anak-anak, remaja, mahasiswa dan bahkan orang dewasa atau orang tua sekalipun, untuk diperingati debagi hari kasih saying (Valentine’s day). Ketenaran hari tersebut menjadi semakin popular karena didukung oleh media masa, yaitu media cetak dan televise sekarang ini bahkan menyiarkan dan mempublikasikan secara glamour dan berlebihan, sehingga ketenaran dan kepopulerannya sampai menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai dengan orang tua sekalipun, dari yang miskin sampai dengan yang kaya. Para remaja, mahasiswa muslimpun tidak ketinggalan ikut memperingati dan merayakan dengan saling mengirimkan kartu ucapan kepada kawan, handai taulan, kerabat dekat atau orang yang terkasih (disayangi). Pertanyaan akhirnya muncul dibenak kita, apakah di dunia ini sudah tidak ada lagi kasih saying khususnya bagi setiap insane muslim, sehingga perlu menyediakan waktu khusus (satu hari) untuk merayakan?. Bolehkah kira-kira bagi seorang muslim atau muslimah merayakan atau memperingatinya?. Bagi orang yang berakal atau berfikiran waras, tentunya jawabannya pasti tidak, karena setiap waktu dan saat kita sebenarnya sudah sudah mendapatkan kasih saying dari orang tua, guru, lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal kita. Bahkan, bila seorang anak yang lalai dalam sholatnya, kemudian ditegur oleh orang tuanya, atau seorang siswa yang lalai dalam mengerjakan tugas, kemudia ditegur oleh gurunya, itu semua menunjukkan bentuk perhatian atas kasih sayang kepada anak atau siswa. Sehingga bila ada satu hari setiap tahun pada tanggal 14 Februari kemudian dirayakan sebagai hari kasih sayang, maka hal tersebut berarti menafikan kasih sayang yang lain termasuk kasih sayang orang tua kepada anak, kasih sayang guru terhadap anak didiknya, dan sebagainya. Demikian juga, setiap suatu tindakan apalagi yang terkait dengan suatu ritual tertentu mesti harus didukung dengan ilmu, kalu tidak amal perbuatan atau ibadah itu tidak ada nilainya dihadapan Allah SWT (QS.Al-Isra’:36).

Sejarah Valentine

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan terjadinya hari valentine (kasih sayang), yaitu menurut Webster New Twentieth Century Dictionery (halaman 1679) bahwa tanggal 14 Februari diperingati dalam suatu perayaan untuk menghormati Santo Valentine dan sebagai hari pengiriman tanda cinta atau kasih sayang. Demikian juga menurut the Encyclopedia Americana, XIII, ‘Greeting Card’ (halaman 464) disebutkan bahwa hari valentine ini merupakan bentuk peringatan yang diyakini berasal dari dihukum matinya seorang Martir Kristen yang bernama Santo Valentine pada tahun 270 M. sehingga dari kedua pendapat tersebut jelas-jelas hari valentine diperingati untuk menghormati seorang Martir yan terang-terangan membawa misi Kristen bernama Santo Valentine yang dianggap sebagai pelindung bagi orang-orang yang bercinta. Dia dihukum mati karena melanggar undang-undang yang dibuat Emperior Claudius II Gothicus. Adapun pelaksanaan hukuman matinya ada dua pendapat yang berbeda, yaitu yang pertama, Santo Valentine dipenggal kepalanya dan dimakamkan di jalan Flamina di Roma tahun 270 M, yang kedua, Santo Valentine dipenggal kepalanya dan dimakamkan di jalan Flamenia di Kota Terni, berjarak kira-kira 60 KM dari Roma. Menurut para ahli sejarah bahwa jalan Flamenia adalah suatu jalan kuno yang membentang dari Roma hingga Cisalpine Gaul.

Ada pendapat lain yang menyatakan, bahwa Valentine day berasal dari suatu peristiwa upacara keAgamaan Romawi yang menyembah dewa Lupercuss (dewa kesuburan) dan dewa Faunus (dewa alam semesta dan pemberi wahyu). Upacara ini dilakukan di satu bukit yang bernama Paltine, setiap tanggal 15 Februari. Upacara diawali dengan pengorbanan beberapa ekor kambing dan seekor anjing. Kemudian dua orang Lupprci dibawa kesebuah altar, sebuah pisau tajam dipersiapkan, kemudian disentuhkan dikening mereka, sehingga kening mereka berdarah. Para pemuda yang menonton dan dating dalam upacara tersebut diharuskan tertawa dan berlari dalam dua kelompok  mengelilingi bukit sambil membawa cambuk dari kulit kambing, dipimpin oleh dua orang Lupperci tersebut. Mereka mencambuki setiap wanita yang dijumpainya, dengan persepsi untuk mengembalikan kesuburannya. Para gadis segera menaruh “pesan cinta” (dalam bentuk tulisan) dalam sebuah jambangan, yang akan diambil oleh para pemuda tersebut. Ketika mereka sudah mendapat pasangannya sendiri-sendiri, maka mereka melakukan dansa yang diakhiri dengan tidur bersama, atau melakukan perbuatan mesum (perzinaan) sepuasnya sampai pagi.

Sehingga dengan dasar beberapa pendapat tersebut, maka dalam bulan Februari 494 M dewan gereja yang dipimpin oleh Paus Gelasius I mengubah upacara Luppercalia tersebut dengan  purifikasi (pembersihan dari dosa) dan mengubah pelaksanaannya menjadi tanggal 14 Februari, dan mulai 496 M ditetapkan sebagai hari Valentine untuk menghormati Santo valentine. Inilah yang oleh para ahli sejarah hari valentine diterka sebagi warisan upacara sex di jaman Romawi kuno yang disebut dengan festifal Lupercalia, yang dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari unsure hura-hura, atau yang berbau cumbu rayu antara manusia lain jenis (laki dan perempuan) yang bukan muhrim.

Sikap muslim

Setelah memahami sejarah yang demikian itu, sangat jelas dan gambling sekali sebenarnya bahwa upacara valentine day dengan segala perangkatnya adalah sangat bertentangan dengan nilai-nilai syariat islam, dan bagi orang muslim atau muslimah jika mereka mengikitu adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang yang bukan dari kalangan islam, maka sebenarnya mereka bukan termasuk sebagai orang islam, tapi termasuk dari golongan mereka (orang kafir dan musryik). Inilah yang dikatakan sebagai “tasabuh” (menyerupai). Sebagaimana sabda Rasullullah SAW: “Barangsiapa yang mengikuti suatu golongan tertentu, maka ia termasuk golongan tersebut”, dan dalam konteks ini bila seorang muslim atau muslimah merayakan hari valentine walau sekecil apapun sebenarnya dia sudah termasuk orang kafir atau musryik yang divonis oleh Allah SWT akan masuk ke dalam Neraka Jahannam, sebagai firman Allah dalam QS.Al-Bayyinah:6 sebagai berikut: “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni dari kalangan ahli kitab (yahudi dan nasrani) dan orang-orang musryik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, mereka itulah seburuk-buruknya mahluk”. Allah SWT juga sebenarnya telah berpesan dalam QS.Ali Imran:196: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir di dalam negeri”. Dari dua ayat tersebut, makan bagi seorang muslim atau muslimah dia harus memiliki sikap yang tegas dan memegang prinsip untuk tidak terbawa oleh arus yang berjalan atau berkembang di tengah-tengah mansyarakat, biarpun orang lain mengatakan kita ‘fanatik’ atau ‘fundamen’, silahkan, yang penting kita dapat aman atau terhindar dari siksa neraka. Seorang muslim seharusnya takut terhadap siksa neraka dan amal perbuatannya menjadi hangus disebabkan karena lebih mengikuti langkah syetan atau perbuatan yang berbau kekafiran, sebagaimana QS.Al-Maidah:5: “Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak mau mengikuti nilai ajaran Islam), maka hapuslah segala amal (kebaikan)-nya dan ia termasuk orang yang merugi”. Demikian juga Allah dengan tegas mengingatkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memutuskan perkara diantara manusia menurut apa yang diturunkan oleh Allah dan untuk tidak mengikuti hawa nafsu mereka (QS.Al-Maidah:49). Disamping itu Rasulullah SAW pernah berwasiat kepad para sahabatnya: “Akan datang suatu masa ketika kalian mengikuti cara hidup dan istiadat-istiadat orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga kalau dia masuk ke lubang biawakpun kamu akan mengikutinya”. Kemudia para sahabat bertanya: “Umat yahudi dan nasrani-kah itu, ya Rasulullah SAW?” maka jawab Rasulullah SAW : “siapa lagi kalau bukan dari mereka!” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan dasar Al-Qur’an dan Hadist yang sahih seperti itu, masikah kita umat Islam tidak mau percaya dengan Allah SWT dan Rasul-Nya? Mestinya kalau kita menjadi muslim yang sejati kita harus sam’an wa-tha’atan (mendengar dan ta’at sepenuhnya) terhadap apa yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya (QS.An-Nuur:51), dan memasuki Islam secara totalitas atau ‘kaffah’ (tidak parsial) (QS.Al-Baqarah:208), dan mestinya seorang muslim tidak ada keraguan dalam menerima ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya (QS.Al-Hujarat:15). Firman Allah SWT yang sudah jelas dan gambling: “Kebenaran itu berasal dari Rabb-mu, oleh karena itu, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu-ragu” (QS.Al-Baqarah:147). Maukah kita sebagi muslim dikatakan sebagai orang kafir atau orang munafik? Jawabannya pasti kita tidak mau dikatakan sebagai orang kafir atau munafiq, karena kedua golongan itu pasti celaka di akhirat kelak.

Apakah kita termasuk orang yang suka merayakan hari Valentine???

4 komentar:

Assalamu Alaiukum Wr Wb.
Aku berkunjung ke blog kamu untuk berbagi, semoga informasi yang saya bawa bermanfaat,

Saya mau berbagi ilmu cara mendapatkan dana, lebih lengkapnya silahkan berkunjung di website ini : http://www.investasimandiri.com/andar

Secara ringkas saya mencoba jelaskan. Program ini bernama INVESTASI MANDIRI . Bagi siapa saja yang saat ini membutuhkan bantuan dana untuk keperluan yang positif seperti :
1. Investasi membuka/mengembangkan usaha
2. Melunasi hutang
3. Biaya sekolah atau kuliah (Beasiswa), dalam dan luar negeri
4. Biaya riset ilmiah
5. Kegiatan sosial, termasuk LSM
6. dan sebagainya.

Bisa mengikuti program ini. Dalam program ini tersedia dana dengan jumlah tak terbatas yang berasal dari ribuan sumber sehingga memungkinan bagi siapa saja untuk mendaftar dan berpeluang mendapatkan dana hibah, tanpa syarat!.

Program ini merupakan program yang mengutamakan kebersamaan, dengan prinsip dari kita, oleh kita dan untuk kita, bersifat terbuka dan tidak ada pihak yang secara langsung bisa mengontrol ataupun bertanggung jawab terhadap sistem secara keseluruhan.

Peran kontrol dan tanggung jawab dipegang sepenuhnya oleh seluruh member yang telah mendaftar dan aktif. Program ini adalah independen, tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemerintah, pihak Bank Mandiri maupun badan hukum lainnya ataupun lembaga sosial/perseorangan. Namun secara keseluruhan program ini menggunakan fasilitas Bank Mandiri sebagai media transaksi finansialnya.

Program ini adalah unik, karena pendiri/founder program justru tidak mendapatkan keuntungan apapun, sehingga sistem ini tidak bisa ditiru. Program Investasi Mandiri diciptakan semata-mata dengan niat ikhlas untuk membantu sesama.

Konsep dasar dari program ini adalah bagaimana caranya supaya setiap orang, baik yang kuat secara finansial maupun yang lemah kemampuan finansialnya bisa memperoleh fasilitas pendanaan tak terbatas, tanpa syarat, tanpa bunga, dan tanpa perlu mengembalikan, namun dengan investasi yang sangat minim.

Dengan harapan, Program ini bisa/mampu memberdayakan masyarakat ekonomi lemah dan sektor industri menengah ke bawah agar terbebas dari masalah permodalan yang selama ini menjadi kendala mereka.

Silahkan catat dan kunjungi website ini: http://www.investasimandiri.com/andar dan baca selengkapnya, pelajari hingga mengerti. KESUKSESAN ANDA TERLETAK DI TANGAN ANDA SENDIRI


@the opportunity

Thanks bro atas infonya...


BETUL!!! JANGAN TERJEBAK KAWAN.. ALLAHHUAKBAR...


semoga kita selalu istiqamah dalam kebenaran Amin


Post a Comment

About

My photo
Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia

Followers

Powered By Blogger

Recents Post

Recents Comments